Pesona Danau Kelimutu sangat memikat bagi banyak wisatawan baik lokal maupun internasional. Setiap orang yang mengunjunginya pasti sangat terpesona dengan keindahan dan keajaiban yang disuguhkan oleh pemandangan di sekitar gunung dan Danau Kelimutu. Akan tetapi, setiap pengunjung harus rela mendaki Gunung Kelimutu terlebih dahulu sebelum berhasil mencapai puncaknya dan dapat menikmati danau indah dengan tiga warnanya. Setiap pengunjung membutuhkan stamina tubuh yang prima dan cukup kuat untuk mendaki gunung tersebut hingga ke puncaknya dengan ketinggian 1.604 MDPL. Tapi pastinya, semua usaha itu akan terbayar setelah mencapai puncak dan dapat menikmati keindahan danau yang menakjubkan.

Bagaimana Menuju ke Danau Kelimutu?
Danau yang juga disebut sebagai Danau TIga Warna ini terletak di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Sebelum menikmati keindahan danau, setiap pengunjung harus melakukan trekking atau mendaki gunung dari area parkir yang terletak di kaki gunung tersebut. Di sepanjang jalan, kita hanya bisa melewati jalan setapak dan anak tangga di beberapa titik perjalanan. Meski cukup perjalanan yang ditempuh cukup panjang, setiap pengunjung pasti menikmatinya karena pemandangan indah di sepanjang jalan yang disertai dengan kicauan burung – burung yang sangat merdu didengar.

Ya, karena lokasi Danau Kelimutu terletak di area Taman Nasional Kelimutu. Area hutan yang mengitari danau indah ini sangat terjaga keindahannya. Selain itu, Taman Nasional ini juga menjadi tempat tinggal bagi 19 jenis species burung langka yang sudah hampir punah. Beberapa jenis burung yang ada di area tersebut adalah Punai Flores (Treron Floris), Sikatan Rimba Ayun (Rhinomyiasoscillans), Burung Hnatu Wallacea (Otus Silvicola), dan berbagai jenis burung lainnya. Saat burung – burung tersebut berkicau, alam sekitar Kelimutu akan terasa lebih indah dengan orkestra alamnya. Tidak membutuhkan waktu lebih dari 20 menit, pengunjung akan tiba di tempat dimana keindahan dua danau pertama dapat dinikmati karena dua danau ini terletak di area yang bersebelahan.

Ketiga Danau Kelimutu tersebut memiliki luas sekitar 1.051.000 meter persegi dan menyimpan air sebanyak 1.292 juta meter kubik. Masing – masing danau hanya dibatasi tebing batu tipis yang menyerupai dinding dan sangat mudah longsor. Tebing tersebut juga sangat terjal karena kemiringannya mencapai 70o. Sedangkan ketinggian tebing yang membentengi danau tersebut mencapai 50-150 meter.

Eksotika Kelimutu dengan Danau Tiga Warna

Waktu Tepat Menikmati Keindahan Danau Kelimutu
Karena letaknya yang berada di puncak Gunung Kelimutu, keindahan danau ini akan terlihat secara maksimal di waktu – waktu tertentu, tepatnya pada pagi hari. Di pagi hari saat matahari belum mencapai puncaknya, DanauKelimutu akan terlihat sangat indah serta memberikan sensasi tersendiri pada setiap pengunjung. Ketika hari telah beranjak siang atau sore, keindahan yang ada akan kurang terlihat atau tidak terlihat sama sekali karenakabut putih yang menghalangi pandangan.

Oleh karena itu, para wisatawan disarankan untuk menginap di desa sekitar khususnya Kampung Monidi malam sebelum wisata mereka ke Gunung Kelimutu. Dengan begitu mereka bisa memulai perjalanan mendaki gunung pada pagi hari agar tidak terlambat untuk menikmati keindahan danau. Di kampung tersebut, terdapat sekitar 20 rumah singgah dan beberapa cottageyang dapat dijadikan sebagai tempat menginap.

Warna Masing – Masing Danau Kelimutu yang Berubah – Ubah
Keunikan dari ke-tiga Danau Kelimutu ini adalah warnanya yang sering berubah – ubah di waktu – waktu tertentu setiap tahunnya. Menurut hasil penelitian, perubahan warna ini diakibakanoleh aktivitas mineral vulkanis yang terjadi di Gunung Kelimutu. Danau pertama yang bernama Ata Polo yang sejatinya berwarna hijau berubah menjadi berwarna cokelat kemerahan. Danau kedua yang bernama Nuamuri Ko’oFai yang sejatinya berwarna toska berubah menjadi berwarna putih susu. Sementara itu, danau ke tiga yang bernama Ata Mbupu yang sejatinya berwarna hitam, berubah warna menjadi berwarna hijau. Sejak tahun 1915, tercatat bahwa danau ini memang sering berganti – ganti warna.
Menurut peneliti, perubahan warna yang terjadi pada masing – masing danau merupakan hasil dari aktivitas Gunung Kelimutu yang berubah – ubah. Pada tahun 1830, letusan hebat terjadi pada gunung ini. Selanjutnya di tahun 1900an, beberapa letusan lainnya juga terjadi dalam kekuatan yang berbeda. Selain itu, pembiasan cahaya matahari, zat kimia, mikro biota air, serta pantulan warna dari dasar dan dinding danau juga dianggap sebagai penyebab terjadinya perubahan warna.Mengacu pada peristiwa – peristiwa letusan yang pernah terjadi, masyarakat sekitar Danau Kelimutu juga percaya bahwa perubahan warna yang terjadi pada air danau merupakan pertanda akan terjadinya peristiwa yang bisa saja cukup besar.

Eksotika Kelimutu dengan Danau Tiga Warna

Mitos Mengenai Danau Kelimutu
Seperti halnya sebagian besar tempat wisata lain di Indonesia, danau ini juga menyimpan cerita mitos yang diyakini oleh masyarakat lokal. Legenda menyebutkan bahwa danau – danau ini merupakan tempat berkumpulnya roh dari orang – orang yang telah meninggal dunia; Tiwu Ata Polo sebagai tempat bagi roh orang – orang yang jahat, Tiwu Nuwa Muri Koo Fai sebagai tempat bagi roh muda – mudi yang meninggal dunia, dan Tiwu Ata Mbupu sebagai tempat bagi roh orang – orang yang meninggal di usia tua.

Nama danau itu sendiri berasal dari kata ‘Keli’ yang berarti ‘gunung’ dan ‘mutu’ yang berarti ‘mendidih’. Warna yang berubah – ubah pada danau diyakini penduduk setempat sebagai pertanda adanya kekuatan dasyat di dalamnya dan masing – masing warna membawa petunjuk berbeda seperti akan terjadinya bencana longsor, gunung meletus, atau berbagai kejadian lainnya di sekitar Danau Kelimutu.